Sakitnya hati bila kata-kata telah di lepaskan,
Apa yang harusku lakukan,
Lari menghindari,
Balas dengan kata-kata,
Kembalikan sakit ini padanya,
Aku tidak mampu melawan akan ini,
Berpaling mungkin,
Suatu saat kan ku pergi jua,
Meninggalkan apa tersisa,
Sampai bila harus aku menunduk,
Sampai bila hati ini sejuk,
Dengan kata-kata,
Terbias kesakitan,
Tercabarnya kejantanan,
Sekarang aku masih akur,
Menahan apa yang aku rasa,
Sudahlah mungkin sudah nasibku,
Biarlah ini terjadi,
Mungkin besok tak terulangi.
Hakikat kehidupan tidak lepas dengan dugaan dan cobaan,perihnya hidup liku-liku yang ada menguji kesabaran seorang hamba. Apa yang terjadi di hari ini dan kedepan tidak bias di jangkau seolah-olah jauh dari perkiraan…dengan adanya tusukan bisikan halus yang selalu mendamping setiap umat….. Baik juga tidak dipandang malah kebusukan menjadi isu sana sini mengempar gempur akan keaiban. Kemana Seseorang harus lari menyembunyikan diri di bumi yang nyata.
Terperuk sendiri menekuk lutut di ruang sepi apabila di pinggirkan. Kesalahan sendiri malah tidak kelihatan malah salahkan orang lain. Tindaknya sendiri memakan diri membusuk dalam jiwa yang sentiasa berdusta. Slalu bersikap sombong merendahkan orang lain dan sesuatu yang dilakukan di pamirkan dan menanti balasan dari orang yang dihulurkan. Apakah yang dimau sebenarnya, apakah hidupnya saat ini tidak mencukupi dengan limpahan harta orang taunya, sehingga sanggup membusukkan hati sendiri. Semua yang ada di sampingnya dulu menemani sudah hilang bagi debu terbang di bawa angin. Itulah kesimpulan yang bisa di coretkan.
